LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA SUSPENSI
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA
SUSPENSI
Disusun oleh:
Ai Kholisoh
P17335113001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG JURUSAN
FARMASI
2014
SUSPENSI REKONSTITUSI Amoxicilin 120mg/5cc
I.
TUJUAN PERCOBAAN
-
Mengetahui formulasi dam prosedur pembuatan suspensi
rekonstitusi Amoxicilin 120mg/5cc
-
Mampu membuat sediaan suspensi dengan baik
-
Menentukan hasil evaluasi dari sediaan suspensi
rekonstitusi Amoxicillin
II.
PENDAHULUAN
Suspensi adalah
sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak
boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas
suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang. ( Farmakope Indonesia edisi III halaman 32)
Adapun persyaratan
dari suspensi :
-
Suspensi obat suntik harus mudah disuntikan dan tidak boleh
menyumbat jarum suntik
-
Suspensi obat mata harus steril, zat yang terdispersi
harus sangat halus. Jika disimpan dalam wadah dosis ganda, harus mengandung
bakterisida
-
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
-
Penandaan pada etiket harus juga tertera “kocok
dahulu”
-
Suspensi yang dibuat segar dengan mencampurkan bahan
padat dengan cairan pembawa sebelum digunakan, harus memenuhi syarat diatas.
(Farmakope Indonesia edisi III
halaman 32)
Sediaan ini dibuat sediaan suspensi
rekonstitusi yang digunakan untuk penggunaan oral.
Untuk
golongan penicillin yang
termasuk didalamnya amoxicillin
tidak stabil dalam bentuk sediaan
sirup. Senyawa golongan ini mengalami hidrolisis oleh air dengan mendegradasi
cincin beta laktam yang diproduksi. Sehingga untuk mengatasi masalah ini
dibuat sedian amoxicillin dalam bentuk
sirup kering. Adapun alasan pemilihan
bentuk sediaan ini adalah stabilitas yang dimiliki amoxicillin dalam air adalah
14 hari, sehingga dengan dibuat dalam bentuk sirup kering maka kemungkinan
degradasi cincin betalactam yang ada dapat dihindari. (Jurnal awal formulasi sediaan non steril
sediaan sirup kering amoxicillin I-MOX diambil dari; Drug Informations Hands Book 12th
edition)
Adapun efek
farmakologi amoxicillin yaitu antibiotikum (farmakope Indonesia halaman 96).
Obat ini merupakan penicillin semisintetik yang rentan terhadap penicilinase
absorpsi dari saluran grastoin testinal lebih cepat dan lebih sempurna daripada
ampisilin. Konsentrasi puncuh amoxicillin daam plasma darah adalah 2 – 21/2
x lebih tinggi daripada ampisilin setelah pemberian oral dengan dosis yang
sama. Konsentrasi tersebut dicapai dalam waktu 2 jam dan rata-rata sekitar
4mg/ml. jika diberikan 250mg. adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsinya.
Sekitar 20% amoxicillin terikat oleh protein plasma. Sebagian besar dosis
antibiotik ini dieksresikan dalam bentuk aktif dalam urin. (Dasar Farmakologi
dan Terapi edisi 10 volume 3 halaman 1177). Adapun dosis untuk anak-anak usia 3
sampai 10 tahun, bobot dibawah 40 kg 20mg – 40mg/kgbb. (martindale 36, halaman
203)
Amoxicillin
merupakan derivate penicillin spectrum luas yang kerjanya meliputi banyak kuman
gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap penisilin-G. mekanisme
kerjanya adalah merintangi atau menghambat sintesa dinding sel bakteri sehingga
bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka
bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan
menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah. (Buku
Farmakologi 1 tahun 2010, hal 50 – 51)
Amoxicillin dibuat
suspensi karena mengandung zat aktif yang sukar larut dalam bentuk halus yang
terdispersi ke dalam fase cair. Sediaan suspensi ini juga diperuntukan untuk
anak-anak umur 3-10 tahun karena lebih mudah untuk memberikannya dan suspensi
lebih mudah ditambahakan pewarna maupun perasa yang cocok untuk anak-anak.
III.
FORMULASI
1.
Amoxicilin
Zat Aktif
|
Amoxicillin
|
Struktur
|
(The United States Pharmacopeial Convention, hal 1402)
|
Rumus molekul
|
C16H19N3O5S
|
Titik lebur
|
-
|
Pemerian
|
Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau
(FI
IV halaman 95)
|
Kelarutan
|
Sukar larut dalam air, dalam etanol.
Tidak larut dalam benzene, dalam karbon tetraklorida
dan dalam kloroform.
(FI IV halaman
95)
|
Stabilita
|
Stabilitas terhadap pH : antara
3,5 – 6,0 dilakukan penetapan menggunakan larutan 2 ml per mL
Stabilitas terhadap suhu :
terurai pada suhu 30 – 35oC
Stabilitas terhadap cahaya: tidak stabil terhadap paparan cahaya
Stabilitas terhadap air :
11,5 – 14,5 %
(The United States Pharmacopeial Convention, hal 1402 )
|
Inkompabilitas
|
-
|
Keterangan lain
|
Digunakan
sebagai zat aktif
(Martindale
36, halaman 202)
|
Penyimpanan
|
Harus
disimpan dalam wadah kedap udara
(Martindale
36, halaman 202)
|
Kadar penggunaan
|
-
|
2.
Natrium benzoate
Zat
|
Natrium Benzoat
|
Sinonim
|
Benzoic acid sodium salt; benzoate of soda; E211;
natrii benzoas; natrium
benzoicum; sobenate; sodii benzoas; sodium benzoic acid
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 627)
|
Struktur
|
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 627)
|
Rumus molekul
|
7H5NaO2
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 627)
|
Titik lebur
|
-
|
Pemerian
|
Butiran putih atau kristal, bubuk higroskopis. Tidak
berbau dan memiliki rasa manis yang tidak menyenangkan.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
|
Kelarutan
|
Larut 1 : 75 bagian Etanol 95%
Larut 1 : 50 bagian etanol 90%
Larut 1 : 1,8 bagian air
Larut 1 : 1,4 bagian air panas (100oC)
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 628)
|
Stabilitas
|
Larutan dapat
disterilkan menggunakan autoklaf atau filtrasi
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
|
Inkompabilitas
|
Kompatibel
dengan senyawa kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam logam
berat, termasuk perak, timah dan merkuri. Kegiatan pengawet dapat dikurangi
dengan interaksi kaolin atau surfaktan onionic.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 628)
|
Keterangan lain
|
Digunakan
sebagai preservative
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
|
Penyimpanan
|
Harus digunakan dalam wadah kedap udah, ditempat
sejuk dan kering
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 628)
|
Kadar penggunaan
|
0,02 %
samapi 0.5 %
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
|
3.
Natrium
sakarin
Zat
|
Natrium sakarin
|
Sinonim
|
1,2-Benzisothiazolin-3-one 1,1-dioxide, sodium salt
; Crystallose; E954;
gendorf 450; saccharinum natricum; sodium o-benzosulfimide; soluble gluside; soluble saccharin; sucaryl sodium.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 608)
|
Struktur
|
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 608)
|
Rumus molekul
|
C7H4NNaOS 205.16
C7H4NNaO33S_12HO (84%) 217.24
C7H4NNaO3=S_2H22O (76%) 241.19
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 608)
|
Titik lebur
|
Terurai jika
dipanaskan
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipents, hal 608)
|
Pemerian
|
Bubuk Kristal berwarna putih, tidak berbau, dan rasa
mains.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)
|
Kelarutan
|
Mudah larut dalam air dan dalam propilenglikol.
Sukar larut dalam etanol 95%.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
|
Stabilitas
|
Natrium sakarin
stabil dalam kondisi dibawah normal. Bila terkena suhu tinggi (125oC)
pada pH 2 selama lebih dari 1 jam akan terjadi dekomposisi yang signifikan
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
|
Inkompabilitas
|
Natrium
sakarin tidak mengalami mailard browning.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
|
Keterangan lain
|
Digunakan
sebagai sweetening agent
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)
|
Penyimpanan
|
Harus
disimpan dalam wadah tertutup baik dalam tempat yang kering.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
|
Kadar penggunaan
|
0,075 %
sampai 0,6 %
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)
|
4. Acacia
Zat
|
Acacia
|
Sinonim
|
Acaciae gummi; acacia gum; arabic gum; E414; gum
acacia; gummi
africanum; gum arabic; gummi arabicum; gummi mimosae;
talha gum.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 1)
|
Struktur
|
-
|
Rumus molekul
|
-
|
Titik lebur
|
-
|
Pemerian
|
Serpihan putih atau putih kekuningan, serbuk granul
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
|
Kelarutan
|
Larut 1 : 20 bagian glycerin
Larut 1 : 20 bagian propylene glycol
Larut 1 : 12,7 bagian air
Praktis tidak larut dalam ethanol 95%
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
|
Stabilitas
|
Larutan
berair yang mengalami degradasi bakteri atau enzimatik tetapi dapat
dipertahankan oleh awalnya mendidih solusi untuk pendek waktu untuk
melumpuhkan enzim ini
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 2)
|
Inkompabilitas
|
Kompatibel
dengan sejumlah zat termasuk amidopyrin, apomorphin, kresol, ethanol 95%,
garam besi, morphin, phenol, physostigmine, tannin, timol, dan vanillin.
Sebuah enzim pengoksida dapat mempengaruhi yang mengandung zat-zat mudah
teroksidasi. Namun enzim bisa tidak aktif dengan memanaskan pada suhu 100o
C untuk waktu yang singkat. Banyak garam mengurangi viskositas larutan
Acacia, sementara garam tivalen dapat memulai koagulasi. Larutan berair
membawa kelarutan negative dan akan membentuk coacervates dengan gelatin dan
zat lain.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 2)
|
Keterangan lain
|
Digunakan
sebagai suspending agent
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
|
Penyimpanan
|
Harus
disimpan dalam wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan kering.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 2)
|
Kadar penggunaan
|
5 sampai 10
% sebagai suspending agent
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
|
5. Sukrosa
Zat
|
Sukrosa
|
Sinonim
|
Beet sugar; cane sugar;
aD-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside;
refined
sugar; saccharose; saccharum; sugar.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 703)
|
Struktur
|
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 703)
|
Rumus molekul
|
C12H22O11
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 703)
|
Titik lebur
|
160
– 186 derajat celcius
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 704)
|
Pemerian
|
Bubuk Kristal putih, tidak berbau dan memiliki rasa
manis.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
|
Kelarutan
|
Praktis tidak larut dalam kloroform
Larut 1 : 400 bagian ethanol
Larut 1 :170 bagian ethanol 95%
Larut 1 :400 bagian propan-2-ol
Larut 1 : 0,5 bagian air
Larut 1 : 0,2 bagian air panas
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
|
Stabilitas
|
Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu
kamar dan pada kelembapan relative moderat.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients, hal 704)
|
Inkompabilitas
|
Bubuk
sukrosa mungkin terkontaminasi dengan logam berat yang dapat menyebabkan
ketidak cocokan dengan bahan aktif sepeti asam askorbat. Sukrosa juga mingkin
terkontaminasi oleh sulfit pada proses pemurnian.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 706)
|
Keterangan lain
|
Digunakan
sebagai sweetening agent
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 703)
|
Penyimpanan
|
Harus disimpan
dalam wadah tertutup, ditempat sejuk dan kering.
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 706)
|
Kadar penggunaan
|
67% sebagai
sweetening agent
(6th
Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
|
IV.
PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN
No.
|
Permasalahan
|
Penyelesaian
|
1.
|
Amoxicillin
tidak larut dalam air
|
Sehingga
dibuat dalam sediaan suspensi
|
2.
|
Amoxicillin
tidak stabil dalam air
|
Maka
dibuat sediaan suspensi rekonstitusi
|
3.
|
Amoxicillin
tidak larut dalam air sehingga akan cepat mengendap
|
Ditambahkan
acacia sebagai suspending agent yang berfungsi untuk memperlambat pengendapan
dan mendispersi zat aktif dalam air
|
4.
|
Suspensi
rekonstitusi amoxicillin ditujukan untuk anak-anak
|
Dalam
pembuatannya ditambahkan natrium sakarin sebagai sweetening agent juga untuk
memperlambat pengendapan dan mendispersi zat aktif
|
5.
|
Natrium
sakarin memiliki rasa manis diawal tetapi pahit diakhir
|
Ditambahkan
sukrosa untuk menutupi natrium sakarin yang tidak menyenangkan
|
6.
|
Sediaan
suspensi rekonstitusi amixicilin dibuat multiple dose
|
Ditambahakan
natrium benzoate sebagai preservative untuk mencegah pertumbuhan bakteri
selama penyimpanan
|
V.
PENDEKATAN FORMULA
No.
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1.
|
Amoxicillin
|
2,4
%
|
Zat
aktif
|
2.
|
Natrium
Benzoat
|
0,1
%
|
Preservative
|
3.
|
Natrium
Sakarin
|
0,3
%
|
Sweetening
agent
|
4.
|
Sukrosa
|
1
%
|
Sweetening
agent
|
5.
|
Acacia
|
10
%
|
Suspending
agent
|
6.
|
Pewarna
merah
|
q.s
(optimasi)
|
Coloring
agent
|
7.
|
Tragakan
|
(optimasi)
|
Suspending
agent
|
8.
|
Natrium
alginate
|
(optimasi)
|
Suspending
agent
|
VI.
PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat sediaan 8 botol (@
60 ml) = 500 ml
No.
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
yang Ditimbang
|
1.
|
Amoxicilin
|
12
gram + (5% x 12 gram) = 12,6 gram
|
2.
|
Natrium
benzoate
|
0,5
gram + (5% x 0,5 gram) = 0,525 gram
|
3.
|
Natrium
sakarin
|
1,5
gram + (5% x 1,5 gram) = 2,25 gram
|
4.
|
Acacia
|
50
gram + (5% x 50 gram) = 52,5 gram
|
5.
|
Sukrosa
|
5
gram + (5% x 5 gram) = 5,25 gram
|
6.
|
Pewarna
merah
|
1
gram
|
VII.
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Cuci semua botol,
lalu keringkan
2. Kalibrasi botol 62
ml
-
Ukur 62 ml air kedalam gelas ukur
-
Masukkan kedalam botol
-
Beri tanda batas kalibrasi
-
Buang air, kemudian keringkan botol hingga siap
digunakan
-
Lakukan langkah diatas untuk 8 botol
3. Ayak acacia dengan
menggunakan ayakan mesh 30
4. Ayak natrium
sakarin dengan menggunakan ayakan mesh 30
5. Ayak natrium
benzoate dengan menggunakan ayakan mesh 30
6. Gerus sukrosa
dengan menggunakan mortir, kemudiaan ayak dengan menggunakan ayakan mesh 30
7. Timbang acacia seberat
52,2 gram yang telah diayak. Lalu masukkan sebagian acacia kedalam mortir
8. Timbang natrium
benzoate yang telah diayak seberat 0,525 gram. Lalu masukkan kedalam mortir 1 :
1 dengan acacia gerus ad homogen
9. Timbang natrium
sakarin yang telah diayak seberat 2,25 gram. Lalu masukkan kedalam mortir gerus
ada homogen
10. Timbang sukrosa
yang telah diayak seberat 5,25 gram. Masukkan ke dalam mortir, gerus ad homogen
11. Timbang
amoxicillin seberat 12,6 gram, masukkan kedalam mortir gerus ad homogen
12. Masukkan acacia
kedalam mortir sedikit demi sedikit, gerus ad homogen
13. Tambahkan pewarna
merah secukupnya hingga didapat warna yang sesuai. Gerus ad homogen
14. Kumpulkan serbuk,
timbang serbuk sebanyak 8,75 gram sebanyak 8 kali
15. Masukkan serbuk
kedalam masing-masing botol yang telah dikalibrasi
16. Kemas, kemudian
beri etiket dan label
VIII. DATA
PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
No
|
Jenis evaluasi
|
Prinsip evaluasi
|
Jumlah sampel
|
Hasil pengamatan
|
Syarat
|
1.
|
Uji
Organoleptik
|
Untuk
mengetahui warna, rasa dan bau pada sediaan suspensi
|
7
|
3
dari 7 terdapat warna merah pekat dan memiliki bau yang tidak dapat tertutupi
|
Warna,
rasa dan bau harus sama seperti saat pembuatan
|
2.
|
Uji
pH
|
Untuk
mengetahui pH yang ada dalam beberapa botol uji
|
7
|
Masing-masing
botol yang diuji pH nya sama antara 4 – 5 hasilnya lulus uji
|
Nilai
pH pada masing-masing botol uji harus sama
|
3.
|
Uji
Viskositas
|
Untuk
mengetahui viskositas pada masing-masing botol
|
3
|
Terdapat
larutan yang mudah dituang, dan memiliki rata-rata lama waktu 1 menit 3 detik
|
Viskositas
yang didapatkan harus bisa dituang tetapi tidak encer dan nilai viskositas
bisa mendekati nilai pada viskositas propilenglikol dan sorbitol
|
4.
|
Uji
kecepatan rekonstitusi
|
Untuk
megetahui kecepatan kelarutan pada sediaan suspensi rekontitusi
|
2
|
Botol
1 = 1 menit 30 detik
Botol
2 = 1menit 54 detik
|
Lama
kecepatan kelarutan pada sediaan suspensi rekonstitusitidak lebih dari 3
menit
|
5.
|
Uji
tinggi sedimentasi
|
Untuk
mengetahui tinggi sedimentasi pada selang waktu tertentu
|
2
|
Dalam
waktu 0-60 menit tidak terdapat sedimentasi
120
menit sampai hari ke-2 = 0,2 cm
Hari
ke-3 = 0,3 cm
Hari
ke-4 = 9,1 cm
|
Masing-masing
sediaan suspensi yang di uji tidak terdapat caking
|
6.
|
Uji
redispersi
|
Untuk
mengetahui terdispersinya kembali sediaan suspensi setelah dilakukan
pengocokan
|
1
|
Didapatkan
sediaan larutan suspensi yang baik yaitu bisa terdispersi kembali
|
Larutan
suspensi pada saat pengocokan harus terdispersi kembali
|
7.
|
Uji
bobot jenis
|
Untuk
mengetahui bobot pada larutan suspensi yang di uji
|
1
|
Rata-rata
bobot sediaan = 1,063
Rata-rata
bobot air = 0,995
|
Masing-masing
bobot jenis pada larutan uji harus mempunyai bobot yang merata
|
IX.
PEMBAHASAN
Sediaan
ini adalah sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin yang digunakan untuk oral
dan lebih utamanya untuk anak-anak umur 3 sampai 10 tahun dengan dosis 120 mg –
250 mg setiap 8 jam. Utuk berat badan dibawah 40 kg dosis 20 mg – 40 mg/kgbb
setiap 8 jam sekali. (Martindale 36, halaman 203)
Karena suspensi rekonstitusi amoxicillin ini
diperuntukan untuk anak-anak maka ditambahkan seperti pemanis dan pewarna agar disenangi oleh mereka. Sebelum
ditambahkan pewarna dan pemanis harus memperhatikan sediaan yang akan dibuat,
amoxicillin tidak larut dalam air sehingga akan cepat mengendap dalam larutan
maka ditambahkan acacia sebagai suspending agent. Sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin dibuat
multiple dose yang cocok untuk pertumbuhan bakteri maka ditambahkan natrium
benzoate sebagai preservatif. Disini ditambahkan natrium sakarin untuk sweetening
agent dan sukrosa untuk menutupi natrium
sakarin yang tidak menyenangkan. Juga ditambahkan pewarna merah yaitu warna
yang biasanya disukai oleh anak-anak sebagai coloring agent.
Setelah 7 hari maka dilakukan evaluasi diantaranya
1.
Evaluasi
kecepatan rekonstitusi
Uji ini dilakukan karena suspensi yang dibuat adalah suspensi
rekonstitusi atau suspensi kering, maka dalam uji ini dilakukan uji kecepatan
homogenitas yang telah ditentukan selang waktu tertentu. Dengan cara sediaan dilarutkan
dengan air hingga volume yang telah ditentukan (60 ml). Botol yang dilakukan
sebanyak 2 botol. Didapat kecepatan
rekostitusi botol
Botol
|
Kecepatan
rekonstitusi
|
1
|
1
menit 31 detik
|
2
|
1
menit 54 detik
|
Rata-rata
|
1
menit 42,5 detik
|
.
2.
Evaluasi
organoleptik
Dalam evaluasi ini dilakukan uji warna, rasa, dan bau pada masing-masing
larutan suspensi. Warna yang diuji, warnanya harus sama seperti warna yang
dibuat atau diharapkan pada saat waktu pembuatan awal. Rasa juga harus sama
seperti yang dibuat pada saat awal pembuatan seperti rasa jeruk, strawberry,
mocca dan lainnya. Bau yang di cium harus sesuai dengan rasa dan baik. Jika
ditemukan jamur atau bakteri yang kasat mata dalam larutan suspensi maka tidak
dilakukan uji organoleptik ini.
3.
Evaluasi
viskositas
Pertama-tama masukkan larutan suspensi dari botol ke dalam gelas ukur
100ml, masukkan kelereng kedalam gelas ukur tersebut. Lalu hitung lama waktu
kelereng saat jatuh sampai pada dasar permukaan gelas ukur. Larutan suspensi
ini di uji viskositasnya dan dibandingkan dengan zat-zat pensuspending agent
yang telah dilakukan uji nilai viskositasnya dileb dan dikonversikan dengan zat
pensuspending agent yang telah ada dalam referensi.
Sebelum melakukan uji viskositas pada masing-masing sediaan, viskositas
pada propilenglikol dan sorbitol diuji oleh masing-masing kelompok. Adapun
rata-rata viskositas yang didapat pada larutan suspensi amoxicillin dengan
menggunakan suspending agent adalah 1,97 second.
Rata-rata nilai viskositas masing-masing kelompok dan dikonversikan
dengan propolenglikol dan sorbitol
Kelompok
|
Rata-rata
viskositas
|
Rata-rata
viskositas propilenglikol
|
Rata-rata
viskositas sorbitol
|
I
|
1,97
s
|
2,95
cP
|
11,79
cP
|
II
|
4,82
s
|
46
cP
|
28,8
cP
|
III
|
8,03
s
|
76
cP
|
48,07
cP
|
IV
|
1,05
s
|
10,2
cP
|
6,29
cP
|
V
|
7,78
s
|
74,25
cP
|
46,57
cP
|
VI
|
2,64
s
|
25,19
cP
|
15,8
cP
|
VII
|
2,11
s
|
20,14
cP
|
12,63
cP
|
Viskositas propilenglikol dari referensi 58,1 cP sedangkan uji dileb
didapat 6,087
Viskositas sorbitol dari referensi 9,1 sedangkan uji dileb didapat 1,52
Dengan demikian didapat nilai viskositas yang paling mendekati dengan
sorbitol yang sebenarnya adalah kelompok V.
4.
Evaluasi
pH
Penetapan pH yang diuji ini, dilakukan agar mengetahui nilai pH pada
masing-masing botol larutan suspensi. Dengan syarat nilai pH harus sama pada
masing-masing botol yang di uji sehingga pH merata dan sama dan juga dapat
mempertahankan keseragamannya. Pada pH amoxicillin memiliki rentang stabilitas
antara 4 sampai 5, penetapan pH dengan menggunakan pH meter.
5.
Sedimentasi
Terdapat 2 botol yang diuji, larutan suspensi dari botol yang ke-1
dimasukkan kedalam tabung sedimentasi dan larutan suspensi dari botol ke-2
dimasukkan ke dalam gelas ukur. Lalu ukur tinggi sedimentasi dalam selang waktu
dari menit ke nol samapai 7 hari. Dihitung tinggi akhir endapan (Hu)
terhadap tinggi awal (H0) dengan rumus:
6.
Redispersibilitas
Uji salah satu botol untuk menguji larutan suspensi yang telah didiamkan
selang waktu tertentu dengan cara pengocokan botol yang dimana larutannya
mempunyai sedimentasi untuk dapat terdispersi kembali atau homogen, dan untuk
mengetahui flokulasi atau deflokulasi.
7.
Bobot
Jenis
Pengujian ini dilakukan menggunakan alat yaitu piknometer 1 ml. Larutan
suspensi dimasukkan kedalam piknometer lalu timbang, dan catat hasilnya (w1).
Lalu larutan suspensi dibuang dan piknometer dibersihkan, tunggu sampai
benar-benar kering kalo bisa dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100o C.
setelah kering timbang kembali piknometer, catat hasilnya (wo).
Hasil dari w1 – w2 dinamakan BJ. Adapun hasil rata-rata
BJ masing-masing kelompok
Kelompok
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
Rata-rata
BJ
|
1,063
|
1,057
|
1,07
|
1,076
|
1,076
|
1,14
|
1,074
|
Didapat hasil masing-masing kelompok rata-rata BJ
hampir sama. Untuk menghitung rapat jenis yaitu BJ sediaan terhadap BJ air.
X.
KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang
dibuat adalah sebagai berikut.
No.
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1.
|
Amoxicillin
|
2,4
%
|
Zat
aktif
|
2.
|
Natrium
benzoate
|
0,1
%
|
Preservatif
|
3.
|
Natrium
sakarin
|
0,3
%
|
Sweetening
agent
|
4.
|
Sukrosa
|
1%
|
Sweetening
agent
|
5.
|
Acacia
|
10
%
|
Suspending
agent
|
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope
Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Departemen Kesehatan, 2009. British Pharmacope ed 1 & II.
London: Departemen Kesehatan
Rowe, Raymond,. 2009. Hand Book Of Pharmaceutical
Excipients 6th . London: Pharmaceutical Press
Lasy, C. F,. L. L. Amstrong, M. P. Goldman, L. L.
Lance. 2004. Drug Informations Hand Book 12th Edition. Ohio: Lexi
Comp
C, Sean,. 2009. Martindale The Extra Pharmacopeia.
London: Pharmaceutical Press
Wiryatini, N.M., 2010, jurnal awal formulasi sediaan non steril
sediaan sirup kering amoxicillin I-MOX, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Anonim, 2007. United States Pharmacopeia-National
Formularyn(USP 30-NF25). Amerika: The United State Pharmacopiea
Komentar
Posting Komentar