LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA SUSPENSI



LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA
SUSPENSI



Disusun oleh:


Ai Kholisoh

P17335113001



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG JURUSAN FARMASI
2014
SUSPENSI REKONSTITUSI Amoxicilin 120mg/5cc

I.                   TUJUAN PERCOBAAN

-          Mengetahui formulasi dam prosedur pembuatan suspensi rekonstitusi Amoxicilin 120mg/5cc
-          Mampu membuat sediaan suspensi dengan baik
-          Menentukan hasil evaluasi dari sediaan suspensi rekonstitusi Amoxicillin


II.                PENDAHULUAN

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. ( Farmakope Indonesia edisi III halaman 32)
Adapun persyaratan dari suspensi :
-          Suspensi obat suntik harus mudah disuntikan dan tidak boleh menyumbat jarum suntik
-          Suspensi obat mata harus steril, zat yang terdispersi harus sangat halus. Jika disimpan dalam wadah dosis ganda, harus mengandung bakterisida
-          Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
-          Penandaan pada etiket harus juga tertera “kocok dahulu”
-          Suspensi yang dibuat segar dengan mencampurkan bahan padat dengan cairan pembawa sebelum digunakan, harus memenuhi syarat diatas.
(Farmakope Indonesia edisi III halaman 32)
Sediaan ini dibuat sediaan suspensi rekonstitusi yang digunakan untuk penggunaan oral.
Untuk  golongan  penicillin  yang  termasuk  didalamnya  amoxicillin  tidak  stabil dalam bentuk sediaan sirup. Senyawa golongan ini mengalami hidrolisis oleh air dengan mendegradasi cincin beta laktam yang diproduksi. Sehingga untuk mengatasi masalah ini dibuat  sedian amoxicillin dalam bentuk sirup kering.  Adapun alasan pemilihan bentuk sediaan ini adalah stabilitas yang dimiliki amoxicillin dalam air adalah 14 hari, sehingga dengan dibuat dalam bentuk sirup kering maka kemungkinan degradasi cincin betalactam yang ada dapat dihindari. (Jurnal awal formulasi sediaan non steril sediaan sirup kering amoxicillin I-MOX diambil dari; Drug Informations Hands Book 12th edition)
Adapun efek farmakologi amoxicillin yaitu antibiotikum (farmakope Indonesia halaman 96). Obat ini merupakan penicillin semisintetik yang rentan terhadap penicilinase absorpsi dari saluran grastoin testinal lebih cepat dan lebih sempurna daripada ampisilin. Konsentrasi puncuh amoxicillin daam plasma darah adalah 2 – 21/2 x lebih tinggi daripada ampisilin setelah pemberian oral dengan dosis yang sama. Konsentrasi tersebut dicapai dalam waktu 2 jam dan rata-rata sekitar 4mg/ml. jika diberikan 250mg. adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsinya. Sekitar 20% amoxicillin terikat oleh protein plasma. Sebagian besar dosis antibiotik ini dieksresikan dalam bentuk aktif dalam urin. (Dasar Farmakologi dan Terapi edisi 10 volume 3 halaman 1177). Adapun dosis untuk anak-anak usia 3 sampai 10 tahun, bobot dibawah 40 kg 20mg – 40mg/kgbb. (martindale 36, halaman 203)
Amoxicillin merupakan derivate penicillin spectrum luas yang kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dan gram negatif yang tidak peka terhadap penisilin-G. mekanisme kerjanya adalah merintangi atau menghambat sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah. (Buku Farmakologi 1 tahun 2010, hal 50 – 51)
Amoxicillin dibuat suspensi karena mengandung zat aktif yang sukar larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair. Sediaan suspensi ini juga diperuntukan untuk anak-anak umur 3-10 tahun karena lebih mudah untuk memberikannya dan suspensi lebih mudah ditambahakan pewarna maupun perasa yang cocok untuk anak-anak.



III.             FORMULASI
1.      Amoxicilin
Zat Aktif
Amoxicillin
Struktur
(The United States Pharmacopeial Convention, hal 1402)
Rumus molekul
C16H19N3O5S
Titik lebur
-
Pemerian
Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau
(FI IV halaman 95)
Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam etanol.
Tidak larut dalam benzene, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
(FI IV halaman 95)
Stabilita
Stabilitas terhadap pH      : antara 3,5 – 6,0 dilakukan penetapan menggunakan larutan 2 ml per mL
Stabilitas terhadap suhu   : terurai pada suhu 30 – 35oC
Stabilitas terhadap cahaya: tidak stabil terhadap paparan                  cahaya
Stabilitas terhadap air       : 11,5 – 14,5 %

(The United States Pharmacopeial Convention, hal 1402 )

Inkompabilitas
-
Keterangan lain
Digunakan sebagai zat aktif
(Martindale 36, halaman 202)
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah kedap udara
(Martindale 36, halaman 202)
Kadar penggunaan
-


2.      Natrium benzoate
Zat
Natrium Benzoat
Sinonim
Benzoic acid sodium salt; benzoate of soda; E211; natrii benzoas; natrium benzoicum; sobenate; sodii benzoas; sodium benzoic acid
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)

Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
Rumus molekul
7H5NaO2

(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)

Titik lebur
-
Pemerian
Butiran putih atau kristal, bubuk higroskopis. Tidak berbau dan memiliki rasa manis yang tidak menyenangkan.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
Kelarutan
Larut 1 : 75 bagian Etanol 95%
Larut 1 : 50 bagian etanol 90%
Larut 1 : 1,8 bagian air
Larut 1 : 1,4 bagian air panas (100oC)
 (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 628)
Stabilitas
Larutan dapat disterilkan menggunakan autoklaf atau filtrasi
 (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
Inkompabilitas
Kompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam logam berat, termasuk perak, timah dan merkuri. Kegiatan pengawet dapat dikurangi dengan interaksi kaolin atau surfaktan onionic.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 628)
Keterangan lain
Digunakan sebagai preservative
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)
Penyimpanan
Harus digunakan dalam wadah kedap udah, ditempat sejuk dan kering
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 628)
Kadar penggunaan
0,02 % samapi 0.5 %
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 627)


3.      Natrium sakarin
Zat
Natrium sakarin
Sinonim
1,2-Benzisothiazolin-3-one 1,1-dioxide, sodium salt ; Crystallose; E954; gendorf 450; saccharinum natricum; sodium o-benzosulfimide; soluble gluside; soluble saccharin; sucaryl sodium.

(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)

Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)
Rumus molekul
C7H4NNaOS 205.16
C7H4NNaO33S_12HO (84%) 217.24
C7H4NNaO3=S_2H22O (76%) 241.19

(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)

Titik lebur
Terurai jika dipanaskan
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)

Pemerian
Bubuk Kristal berwarna putih, tidak berbau, dan rasa mains.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)
Kelarutan
Mudah larut dalam air dan dalam propilenglikol.
Sukar larut dalam etanol 95%.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
Stabilitas
Natrium sakarin stabil dalam kondisi dibawah normal. Bila terkena suhu tinggi (125oC) pada pH 2 selama lebih dari 1 jam akan terjadi dekomposisi yang signifikan
 (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
Inkompabilitas
Natrium sakarin tidak mengalami mailard browning.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
Keterangan lain
Digunakan sebagai sweetening agent
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah tertutup baik dalam tempat yang kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 609)
Kadar penggunaan
0,075 % sampai 0,6 %
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipents, hal 608)


4.      Acacia
Zat
Acacia
Sinonim
Acaciae gummi; acacia gum; arabic gum; E414; gum acacia; gummi
africanum; gum arabic; gummi arabicum; gummi mimosae; talha gum.

(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)

Struktur
-
Rumus molekul
-
Titik lebur
-
Pemerian
Serpihan putih atau putih kekuningan, serbuk granul
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
Kelarutan
Larut 1 : 20 bagian glycerin
Larut 1 : 20 bagian propylene glycol
Larut 1 : 12,7 bagian air
Praktis tidak larut dalam ethanol 95%
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
Stabilitas
Larutan berair yang mengalami degradasi bakteri atau enzimatik tetapi dapat dipertahankan oleh awalnya mendidih solusi untuk pendek waktu untuk melumpuhkan enzim ini
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 2)
Inkompabilitas
Kompatibel dengan sejumlah zat termasuk amidopyrin, apomorphin, kresol, ethanol 95%, garam besi, morphin, phenol, physostigmine, tannin, timol, dan vanillin. Sebuah enzim pengoksida dapat mempengaruhi yang mengandung zat-zat mudah teroksidasi. Namun enzim bisa tidak aktif dengan memanaskan pada suhu 100o C untuk waktu yang singkat. Banyak garam mengurangi viskositas larutan Acacia, sementara garam tivalen dapat memulai koagulasi. Larutan berair membawa kelarutan negative dan akan membentuk coacervates dengan gelatin dan zat lain.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 2)
Keterangan lain
Digunakan sebagai suspending agent
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 2)
Kadar penggunaan
5 sampai 10 % sebagai suspending agent
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 1)



5.      Sukrosa
Zat
Sukrosa
Sinonim
Beet sugar; cane sugar; aD-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside;
refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 703)
Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 703)
Rumus molekul
C12H22O11
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 703)
Titik lebur
160 – 186 derajat celcius
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
Pemerian
Bubuk Kristal putih, tidak berbau dan memiliki rasa manis.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam kloroform
Larut 1 : 400 bagian ethanol
Larut 1 :170 bagian ethanol 95%
Larut 1 :400 bagian propan-2-ol
Larut 1 : 0,5 bagian air
Larut 1 : 0,2 bagian air panas
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
Stabilitas
Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan pada kelembapan relative moderat.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)
Inkompabilitas
Bubuk sukrosa mungkin terkontaminasi dengan logam berat yang dapat menyebabkan ketidak cocokan dengan bahan aktif sepeti asam askorbat. Sukrosa juga mingkin terkontaminasi oleh sulfit pada proses pemurnian.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 706)
Keterangan lain
Digunakan sebagai sweetening agent
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 703)
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah tertutup, ditempat sejuk dan kering.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 706)
Kadar penggunaan
67% sebagai sweetening agent
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 704)









IV.             PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN
No.
Permasalahan
Penyelesaian
1.
Amoxicillin tidak larut dalam air

Sehingga dibuat dalam sediaan suspensi
2.
Amoxicillin tidak stabil dalam air

Maka dibuat sediaan suspensi rekonstitusi
3.
Amoxicillin tidak larut dalam air sehingga akan cepat mengendap

Ditambahkan acacia sebagai suspending agent yang berfungsi untuk memperlambat pengendapan dan mendispersi zat aktif dalam air
4.
Suspensi rekonstitusi amoxicillin ditujukan untuk anak-anak
Dalam pembuatannya ditambahkan natrium sakarin sebagai sweetening agent juga untuk memperlambat pengendapan dan mendispersi zat aktif
5.

Natrium sakarin memiliki rasa manis diawal tetapi pahit diakhir
Ditambahkan sukrosa untuk menutupi natrium sakarin yang tidak menyenangkan
6.
Sediaan suspensi rekonstitusi amixicilin dibuat multiple dose

Ditambahakan natrium benzoate sebagai preservative untuk mencegah pertumbuhan bakteri selama penyimpanan

V.                PENDEKATAN FORMULA
No.
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
Amoxicillin
2,4 %
Zat aktif
2.
Natrium Benzoat
0,1 %
Preservative
3.
Natrium Sakarin
0,3 %
Sweetening agent
4.
Sukrosa
1 %
Sweetening agent
5.
Acacia
10 %
Suspending agent
6.
Pewarna merah
q.s (optimasi)
Coloring agent
7.
Tragakan
(optimasi)
Suspending agent
8.
Natrium alginate
(optimasi)
Suspending agent



VI.             PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat sediaan 8 botol (@ 60 ml) = 500 ml

No.
Nama Bahan
Jumlah yang Ditimbang
1.
Amoxicilin
12 gram + (5% x 12 gram) = 12,6 gram
2.
Natrium benzoate
0,5 gram + (5% x 0,5 gram) = 0,525 gram
3.
Natrium sakarin
1,5 gram + (5% x 1,5 gram) = 2,25 gram
4.
Acacia
50 gram + (5% x 50 gram) = 52,5 gram
5.
Sukrosa
5 gram + (5% x 5 gram) = 5,25 gram
6.
Pewarna merah
1 gram


VII.          PROSEDUR PEMBUATAN
1.      Cuci semua botol, lalu keringkan
2.      Kalibrasi botol 62 ml
-          Ukur 62 ml air kedalam gelas ukur
-          Masukkan kedalam botol
-          Beri tanda batas kalibrasi
-          Buang air, kemudian keringkan botol hingga siap digunakan
-          Lakukan langkah diatas untuk 8 botol
3.      Ayak acacia dengan menggunakan ayakan mesh 30
4.      Ayak natrium sakarin dengan menggunakan ayakan mesh 30
5.      Ayak natrium benzoate dengan menggunakan ayakan mesh 30
6.      Gerus sukrosa dengan menggunakan mortir, kemudiaan ayak dengan menggunakan ayakan mesh 30
7.      Timbang acacia seberat 52,2 gram yang telah diayak. Lalu masukkan sebagian acacia kedalam mortir
8.      Timbang natrium benzoate yang telah diayak seberat 0,525 gram. Lalu masukkan kedalam mortir 1 : 1 dengan acacia gerus ad homogen
9.      Timbang natrium sakarin yang telah diayak seberat 2,25 gram. Lalu masukkan kedalam mortir gerus ada homogen
10.  Timbang sukrosa yang telah diayak seberat 5,25 gram. Masukkan ke dalam mortir, gerus ad homogen
11.  Timbang amoxicillin seberat 12,6 gram, masukkan kedalam mortir gerus ad homogen
12.  Masukkan acacia kedalam mortir sedikit demi sedikit, gerus ad homogen
13.  Tambahkan pewarna merah secukupnya hingga didapat warna yang sesuai. Gerus ad homogen
14.  Kumpulkan serbuk, timbang serbuk sebanyak 8,75 gram sebanyak 8 kali
15.  Masukkan serbuk kedalam masing-masing botol yang telah dikalibrasi
16.  Kemas, kemudian beri etiket dan label


VIII.       DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN
No
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Jumlah sampel
Hasil pengamatan
Syarat
1.

Uji Organoleptik 
Untuk mengetahui warna, rasa dan bau pada sediaan suspensi
7
3 dari 7 terdapat warna merah pekat dan memiliki bau  yang tidak dapat tertutupi
Warna, rasa dan bau harus sama seperti saat pembuatan
2.

Uji pH
Untuk mengetahui pH yang ada dalam beberapa botol uji
7
Masing-masing botol yang diuji pH nya sama antara 4 – 5 hasilnya lulus uji
Nilai pH pada masing-masing botol uji harus sama
3.

Uji Viskositas
Untuk mengetahui viskositas pada masing-masing botol
3
Terdapat larutan yang mudah dituang, dan memiliki rata-rata lama waktu 1 menit 3 detik
Viskositas yang didapatkan harus bisa dituang tetapi tidak encer dan nilai viskositas bisa mendekati nilai pada viskositas propilenglikol dan sorbitol

4.
Uji kecepatan rekonstitusi
Untuk megetahui kecepatan kelarutan pada sediaan suspensi rekontitusi
2
Botol 1 = 1 menit 30 detik
Botol 2 = 1menit 54 detik
Lama kecepatan kelarutan pada sediaan suspensi rekonstitusitidak lebih dari 3 menit
5.

Uji tinggi sedimentasi
Untuk mengetahui tinggi sedimentasi pada selang waktu tertentu
2
Dalam waktu 0-60 menit tidak terdapat sedimentasi
120 menit sampai hari ke-2 = 0,2 cm
Hari ke-3 = 0,3 cm
Hari ke-4 = 9,1 cm
Masing-masing sediaan suspensi yang di uji tidak terdapat caking
6.

Uji redispersi
Untuk mengetahui terdispersinya kembali sediaan suspensi setelah dilakukan pengocokan
1
Didapatkan sediaan larutan suspensi yang baik yaitu bisa terdispersi kembali
Larutan suspensi pada saat pengocokan harus terdispersi kembali
7.
Uji bobot jenis
Untuk mengetahui bobot pada larutan suspensi yang di uji
1
Rata-rata bobot sediaan = 1,063
Rata-rata bobot air = 0,995
Masing-masing bobot jenis pada larutan uji harus mempunyai bobot yang merata


IX.             PEMBAHASAN
Sediaan ini adalah sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin yang digunakan untuk oral dan lebih utamanya untuk anak-anak umur 3 sampai 10 tahun dengan dosis 120 mg – 250 mg setiap 8 jam. Utuk berat badan dibawah 40 kg dosis 20 mg – 40 mg/kgbb setiap 8 jam sekali. (Martindale 36, halaman 203)
Karena suspensi rekonstitusi amoxicillin ini diperuntukan untuk anak-anak maka ditambahkan seperti pemanis dan pewarna  agar disenangi oleh mereka. Sebelum ditambahkan pewarna dan pemanis harus memperhatikan sediaan yang akan dibuat, amoxicillin tidak larut dalam air sehingga akan cepat mengendap dalam larutan maka ditambahkan acacia sebagai suspending agent. Sediaan suspensi rekonstitusi amoxicillin dibuat multiple dose yang cocok untuk pertumbuhan bakteri maka ditambahkan natrium benzoate sebagai preservatif. Disini ditambahkan natrium sakarin untuk sweetening agent dan  sukrosa untuk menutupi natrium sakarin yang tidak menyenangkan. Juga ditambahkan pewarna merah yaitu warna yang biasanya disukai oleh anak-anak sebagai coloring agent.
Setelah 7 hari maka dilakukan evaluasi diantaranya
1.      Evaluasi kecepatan rekonstitusi
Uji ini dilakukan karena suspensi yang dibuat adalah suspensi rekonstitusi atau suspensi kering, maka dalam uji ini dilakukan uji kecepatan homogenitas yang telah ditentukan selang waktu tertentu. Dengan cara sediaan dilarutkan dengan air hingga volume yang telah ditentukan (60 ml). Botol yang dilakukan sebanyak 2 botol.  Didapat kecepatan rekostitusi botol
Botol
Kecepatan rekonstitusi
1
1 menit 31 detik
2
1 menit 54 detik
Rata-rata
1 menit 42,5 detik
.

2.      Evaluasi organoleptik
Dalam evaluasi ini dilakukan uji warna, rasa, dan bau pada masing-masing larutan suspensi. Warna yang diuji, warnanya harus sama seperti warna yang dibuat atau diharapkan pada saat waktu pembuatan awal. Rasa juga harus sama seperti yang dibuat pada saat awal pembuatan seperti rasa jeruk, strawberry, mocca dan lainnya. Bau yang di cium harus sesuai dengan rasa dan baik. Jika ditemukan jamur atau bakteri yang kasat mata dalam larutan suspensi maka tidak dilakukan uji organoleptik ini.

3.      Evaluasi viskositas
Pertama-tama masukkan larutan suspensi dari botol ke dalam gelas ukur 100ml, masukkan kelereng kedalam gelas ukur tersebut. Lalu hitung lama waktu kelereng saat jatuh sampai pada dasar permukaan gelas ukur. Larutan suspensi ini di uji viskositasnya dan dibandingkan dengan zat-zat pensuspending agent yang telah dilakukan uji nilai viskositasnya dileb dan dikonversikan dengan zat pensuspending agent yang telah ada dalam referensi.
Sebelum melakukan uji viskositas pada masing-masing sediaan, viskositas pada propilenglikol dan sorbitol diuji oleh masing-masing kelompok. Adapun rata-rata viskositas yang didapat pada larutan suspensi amoxicillin dengan menggunakan suspending agent adalah 1,97 second.
Rata-rata nilai viskositas masing-masing kelompok dan dikonversikan dengan propolenglikol dan sorbitol
Kelompok
Rata-rata viskositas
Rata-rata viskositas propilenglikol
Rata-rata viskositas sorbitol
 I
1,97 s
2,95 cP
11,79 cP
II
4,82 s
46 cP
28,8 cP
III
8,03 s
76 cP
48,07 cP
IV
1,05 s
10,2 cP
6,29 cP
V
7,78 s
74,25 cP
46,57 cP
VI
2,64 s
25,19 cP
15,8 cP
VII
2,11 s
20,14 cP
12,63 cP
Viskositas propilenglikol dari referensi 58,1 cP sedangkan uji dileb didapat 6,087
Viskositas sorbitol dari referensi 9,1 sedangkan uji dileb didapat 1,52
Dengan demikian didapat nilai viskositas yang paling mendekati dengan sorbitol yang sebenarnya adalah kelompok V.

4.      Evaluasi pH
Penetapan pH yang diuji ini, dilakukan agar mengetahui nilai pH pada masing-masing botol larutan suspensi. Dengan syarat nilai pH harus sama pada masing-masing botol yang di uji sehingga pH merata dan sama dan juga dapat mempertahankan keseragamannya. Pada pH amoxicillin memiliki rentang stabilitas antara 4 sampai 5, penetapan pH dengan menggunakan pH meter.

5.      Sedimentasi
Terdapat 2 botol yang diuji, larutan suspensi dari botol yang ke-1 dimasukkan kedalam tabung sedimentasi dan larutan suspensi dari botol ke-2 dimasukkan ke dalam gelas ukur. Lalu ukur tinggi sedimentasi dalam selang waktu dari menit ke nol samapai 7 hari. Dihitung tinggi akhir endapan (Hu) terhadap tinggi awal (H0) dengan rumus:


6.      Redispersibilitas
Uji salah satu botol untuk menguji larutan suspensi yang telah didiamkan selang waktu tertentu dengan cara pengocokan botol yang dimana larutannya mempunyai sedimentasi untuk dapat terdispersi kembali atau homogen, dan untuk mengetahui flokulasi atau deflokulasi.

7.      Bobot Jenis
Pengujian ini dilakukan menggunakan alat yaitu piknometer 1 ml. Larutan suspensi dimasukkan kedalam piknometer lalu timbang, dan catat hasilnya (w1). Lalu larutan suspensi dibuang dan piknometer dibersihkan, tunggu sampai benar-benar kering kalo bisa dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100o C. setelah kering timbang kembali piknometer, catat hasilnya (wo). Hasil dari w1 – w2 dinamakan BJ. Adapun hasil rata-rata BJ masing-masing kelompok
Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
VII
Rata-rata BJ
1,063
1,057
1,07
1,076
1,076
1,14
1,074
Didapat hasil masing-masing kelompok rata-rata BJ hampir sama. Untuk menghitung rapat jenis yaitu BJ sediaan terhadap BJ air.


X.                KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.
No.
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
Amoxicillin
2,4 %
Zat aktif
2.
Natrium benzoate
0,1 %
Preservatif
3.
Natrium sakarin
0,3 %
Sweetening agent
4.
Sukrosa
1%
Sweetening agent
5.
Acacia
10 %
Suspending agent




XI.             DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Departemen Kesehatan, 2009. British Pharmacope ed 1 & II. London: Departemen Kesehatan
Rowe, Raymond,. 2009. Hand Book Of Pharmaceutical Excipients 6th . London: Pharmaceutical Press
Lasy, C. F,. L. L. Amstrong, M. P. Goldman, L. L. Lance. 2004. Drug Informations Hand Book 12th Edition. Ohio: Lexi Comp
C, Sean,. 2009. Martindale The Extra Pharmacopeia. London: Pharmaceutical Press
Wiryatini, N.M., 2010, jurnal awal formulasi sediaan non steril sediaan sirup kering amoxicillin I-MOX, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Anonim, 2007. United States Pharmacopeia-National Formularyn(USP 30-NF25). Amerika: The United State Pharmacopiea

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara hitung waktu kadaluarsa obat